NASA mengungkapkan bahwa bongkahan es (glaciers) keluar dari lapiran es di Greenland, maka ia akan berperan dalam melakukan penipisan lapisan es di wilayah yang dilaluinya. Di sisi lain, runtuhnya bongkahan es ini akan berdampak pada peningkatan muka air laut. Jika kondisi ini terjadi secara massif karena adanya perubahan iklim, maka tinggi permukaan air laut akan semakin membahayakan.

Laporan NASA menyebutkan bahwa outlet gletser adalah sungai es yang mengalir di dalam retakan batuan dasar dan mengalir ke laut sekitarnya. Mereka jatuh dan mulai menipis saat iklim menghangat, dan penipisan ini bekerja menuju pusat lapisan es. Sekarang, dengan melihat topografi lapisan di bawah es, para ilmuwan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang gletser mana yang dapat berdampak signifikan pada kontribusi lapisan es Greenland terhadap kenaikan permukaan laut di tahun-tahun mendatang.

Gambar di atas menunjukkan jarak potensial di mana penipisan dapat menyebar ke pedalaman Greenland. Gletser di daerah dengan ketinggian yang lebih tinggi, cenderung lebih sedikit menyebar ke pedalaman dibandingkan di daerah dengan ketinggian yang lebih rendah. Kredit: Denis Felikson.

Para peneliti dapat mengidentifikasi perubahan “curam” dalam topografi menggunakan model ketinggian digital dari lapisan es dan topografi permukaan. Topografi permukaan berasal dari Proyek Pemetaan Es Greenland, yang dibuat menggunakan instrumen NASA Advanced Spaceborne Thermal Emission and Reflection Radiometer (ASTER) yang terbang di atas satelit Terra NASA, bersama dengan data dari misi NASA’s Ice, Cloud, and land Elevation Satellite (ICESat). Model ketinggian digital topografi lapisan, yang dikenal sebagai kumpulan data BedMachine, adalah model tempat tidur beresolusi tinggi di bawah lapisan es Greenland, dibuat menggunakan data dari survei udara es kutub di Operation IceBridge milik NASA.

Namun, gletser yang mengalir melalui topografi yang lembut ternyata memiliki knickpoint bertahap, atau tidak ada knickpoint sama sekali. Gletser semacam itu menarik dan memprihatinkan, karena bahkan gletser yang ukurannya lebih kecil pun berpotensi membiarkan penipisan seluas ratusan kilometer ke pedalaman, mengikis jantung lapisan es.

Kondisi ini memperlihatkan bahwa perubahan iklim memberi pengaruh besar pada penipisan lapisan es yang terjadi di kutup utara, khususnya di Greenland. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut dalam rangka mendapatkan informasi yang lebih mendalam tentang perubahan bentang alam di kutup dan Greenland. (Admin RIBnews, kredit foto: Climate NASA)