Konservasi Spesies

Selamatkan spesies kunci dan terancam punah demi masa depan anak cucu kita..

Gajah Sumatera

Badak Sumatera

Harimau Sumatera

Orangutan Sumatera

Konservasi Spesies dan Ekosistemnya merupakan program konservasi spesies kunci dilindungi dan terancam punah di Pulau Sumatera, khususnya di Provinsi Aceh, yang dilaksanakan secara kolaboratif oleh Rumah Berkelanjutan, Redelong Institute, Pusat Riset Pengembangan Infrastruktur Data Spasial (PR-PIDS) Universitas Syiah Kuala, dan Pusat Riset Konservasi Gajah dan Biodiversitas Hutan (PKGB) Universitas Syiah Kuala, serta Pemerintah Pusat (KLHK-Ditjen KSDAE, BKSDA Aceh, BB TN Gunung Leuser), dan Pemerintah Aceh. Program ini didukung oleh USAID TFCA Sumatera dan mitra-mitra pembangunan lainnya.

Mengapa konservasi spesies kunci penting dilakukan?

1. Ilmu Pengetahuan

Spesies-spesies kunci tersebut merupakan sumber ilmu pengetahuan bagi kita, baik untuk saat ini maupun di masa yang akan datang. Sebagian besar sumber pengetahuan dari spesies langka tersebut bahkan belum diteliti.

2. Keanekaragaman Hayati

Sumber keanekaragaman hayati yang akan berguna bagi kehidupan kita di masa yang akan datang, baik sebagai obat-obatan untuk menyembuhkan penyakit tertentu atau kegunaan lainnya yang perlu terus diteliti.

3. Jasa Lingkungan

Sumber jasa lingkungan, karena keberadaan spesies-spesies kunci tersebut sebagai justifikasi untuk menjaga habitat mereka, yang sekaligus menjaga kelestarian ekosistem hutan dari kerusakan yang disebabkan oleh berbagai hal. Jasa lingkungan yang bisa diberikan oleh kawasan hutan sebagai habitat satwa dilindungi tersebut antara lain: air bersih, udara bersih, fungsi hidrologis dalam mencegah banjir dan kekeringan, dll.

4. Sosial Budaya

Kawasan hutan yang menjadi habitat satwa kunci mempunyai fungsi sosial-ekonomi kepada masyarakat lokal, yang membentuk nilai-nilai, norma-norma, dan kearifan masyarakat, sekaligus menyediakan sumber livelihood kepada masyarakat lokal dalam bentuk sumber pangan dan NTFP (Non Timber Forest Products).

5. Mitigasi Perubahan Iklim

Menjaga dan melestarikan spesies-spesies kunci tersebut akan berdampak pada terjaganya kelestarian hutan dan ekosistem. Sementara kita tahu bahwa hutan sangat berperan dalam menyerap karbon (CO2) yang bersumber dari aktivitas manusia (pernafasan, konsumsi, produksi, industri, pembakaran energi fosil, dsb). Krisis iklim merupakan tantangan di depan mata. Keberhasilan net zero emission global tahun 2050 (Indonesia tahun 2060) untuk menjaga suhu bumi tetap stabil di bawah 1,5 derajat Celcius, sangat ditentukan oleh dua hal penting: (1) transformasi energi bersih dan (2) kelestarian hutan dunia, termasuk di Indonesia.

Peta Pulau Sumatera

Pulau Sumatera adalah salah satu pulau terbesar di Indonesia. Pulau ini mempunyai luas 473.481 km2. Pulau Sumatera merupakan habitat utama populasi spesies-spesies kunci dan kritis, yakni Gajah Sumatera, Badak Sumatera, Harimau Sumatera, dan Orangutan Sumatera.

Spesies-spesies kunci ini menghadapi berbagai ancaman, yang berdampak pada penurunan populasi secara drastis dan terancam punah dari waktu ke waktu.  

Informasi Gajah Sumatera

Jumlah Populasi Gajah Sumatera

Gajah Sumatera adalah salah satu subspesies Gajah Asia yang tersisa dan masuk dalam daftar IUCN dengan status critically endengered. Jumlah populasi Gajah Sumatera menurut data KLHK (2017) diperkirakan sebanyak 1.694 sampai 2.038 individu. Jumlah ini tersebar di tujuh provinsi di Sumatera. Pada tahun 2015, BKSDA Aceh memperkirakan bahwa jumlah Gajah Sumatera yang tersisa di Provinsi Aceh sekitar 530 individu. Jumlah ini merupakan seperempat dari jumlah total Gajah Sumatera yang tersisa.

Kematian Gajah Sumatera

Pada tahun 2020, Forum Konservasi Gajah Indonesia memperkirakan bahwa dalam 10 tahun terakhir, sekitar 700 ekor Gajah Sumatera mati karena diburu. Di Provinsi Aceh, BKSDA Aceh (2020) memperkirakan sebanyak 76 ekor Gajah Sumatera mati karena berbagai sebab.

Penyebab Kematian Gajah Sumatera

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2020 mengeluarkan sebuah dokumen yang dinamakan Rencana Tindakan Mendesak Penyelamatan Populasi Gajah Sumatera 2020-2023. Dalam dokumen ini, sejumlah penyebab kematian Gajah Sumatera adalah sebagai berikut:

1. Perburuan.

2. Konflik Gajah dan manusia.

3. Ancaman akibat jerat, listrik dan racun, dan

4. Populasi kritis dan atau terisolasi.

Strategi Penyelamatan Gajah Sumatera

Dalam dokumen Rencana Tindakan Mendesak Penyelamatan Populasi Gajah Sumatera 2020-2023, sejumlah strategi yang diterapkan pemerintah dan mitra pembangunan adalah sebagai berikut:

1. Perlindungan Gajah Sumatera di alam dan penguatan kapasitas aparat penegakan hukum dalam memerangi tindakan kejahatan terhadap satwa liar, khususnya Gajah Sumatera.

2. Penanggulangan dan adaptasi konflik manusia dan gajah secara efektif melalui optimasi pengelolaan barrier, serta mendorong praktek hidup berdampingan (koeksistensi) antara manusia dengan gajah (tidak ada kematian manusia).

3. Menghilangkan potensi ancaman langsung pada lokasi-lokasi prioritas.

4. Penyelamatan gajah dari populasi alami kritis (doomed population) dan pemindahan ke habitat yang aman dan layak.

Dokumen Rujukan

1. Rencana Tindakan Mendesak Penyelamatan Gajah Sumatera 2020-2023.

 

Informasi Badak Sumatera

Informasi Harimau Sumatera

Informasi Orangutan Sumatera

Mitra Kerja

Logo Rumah Indonesia Berkelanjutan