Hari Rabu (20/1/2021) menjadi sejarah baru bagi Amerika Serikat. Presiden Joseph Robinette Biden Jr atau Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris dilantik pada hari itu. Bukan itu saja, Joe Biden juga mengembalikan sejarah baru bagi Amerika dan dunia dalam memperkuat komitmen bersama menangani perubahan iklim global.

Setelah dilantik, Joe Biden langsung menandatangani 17 perintah eksekutif (executive orders), dimana salah satunya adalah bergabung kembali Amerika Serikat dalam perjanjian Paris tahun 2015 tentang perubahan iklim. Keputusan ini merupakan sebuah kemajuan ditengah sikap Amerika Serikat dibawah Presiden Trump yang menarik diri dari perjanjian ini, dan berarti Amerika menolak terlibat dalam upaya pengurangan resiko perubahan iklim. Padahal, Amerika Serikat merupakan salah satu negara penghasil terbesar emisi karbon dari kegiatan ekonominya.

Pada 4 November 2019, AS secara resmi keluar dari kesepakatan Paris. Presiden Donald Trump sebenarnya sudah merencanakan keluar dari kesepakatan ini sejak tahun 2017. Trump mengatakan bahwa kesepakatan ini merugikan ekonomi Amerika Serikat.

Kesepakatan Paris merupakan perjanjian internasional tentang perubahan iklim yang ditandatangani oleh 196 negara dalam COP 21 di Paris, tanggal 12 Desember 2015, dan mulai berlaku sejak tanggal 4 November 2016. Tujuan kesepakatan ini adalah membatasi pemanasan global hingga 2 derajat Celcius, lebih disukai 1,5 derajat Celcius, dibandingkan dengan tingkat pra-industri.

Selain itu, kesepakatan ini juga mengharuskan semua negara untuk meninjau kontribusi masing-masing negara dalam menurunkan emisi gas rumah kaca, atau dikenal dengan NDC (Nationally Determined Contribution). Dan, yang dianggap menjadi beban bagi negara industri maju seperti Amerika Serikat adalah kewajiban negara-negara maju untuk menyediakan bantuan pendanaan bagi negara-negara berkembang untuk beralih ke energi terbarukan dan pembangunan rendah karbon.

Bagaimanapun, kembalinya AS ke dalam kesepakatan Paris merupakan sebuah kemajuan. Direktur RIB, Dr. Cand. Yusdi Usman, menyambut baik kebijakan Presiden Joe Biden ini. “Dunia akan semakin kuat secara kolaboratif dalam melakukan transformasi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim bersama Amerika Serikat”, tutup Yusdi. (Admin RIBnews). Foto featured: bbc.com

Posting terbaru